Langsung ke konten utama

Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Aliyah Ma’arif Keputran

Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Ma’arif Keputran tidak dapat dipisahkan dari peran serta para tokoh masyarakat dan para ahli wafiq serta dukungan dari semua warga khususnya warga besar Nahdlatul Ulama di desa Keputran Kecamatan Sukoharjo. Ide pendirian madrasah bermula dari adanya kebutuhan yang mendesak saat itu, akan adanya lembaga pendidikan setingkat SLTA yang berbentuk Madrasah di desa Keputran kecamatan Sukoharjo. Penggagas ide pada saat itu adalah Drs. Nuryadin. Bersama tokoh-tokoh yang lain beliau mengajak bersama-sama untuk mewujudkan berdirinya madrasah aliyah tersebut.

Setelah melalui proses yang panjang dan berliku serta berkali-kali mengadakan pertemuan untuk bertukar pendapat dan mencari berbagai masukan, maka diputuskan untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan setingkat SLTA itu.

Setelah persiapan dianggap cukup, maka secara resmi pada tanggal 22 Februari 2008 didirikan Madrasah Aliyah Ma’arif Keputran yang berkedudukan di desa Keputran kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu yang bernaung di bawah Lembaga Pendidikan Ma’arif NU.

Kemudian saat itu juga mulai dibuka pendaftaran murid baru. Dan pada tahun pertama ini memperoleh siswa sebanyak 61 anak. Dan ternyata perkembangan madrasah semakin hari semakin pesat, terbukti dengan semakin meningkatnya animo para orang tua untuk menyekolahkan anaknya di madrasah ini. Dan sampai tahun pelajaran 2012/2013 ini, jumlah siswa keseluruhan mencapai 264 siswa yang terdiri dari delapan rombongan belajar.

Dalam kelanjutannya, Madrasah Aliyah Ma’arif sampai saat ini sudah berganti kepala madrasah 3 kali, yang pertama Bapak Drs. Nuryadin kemudian dilanjutkan oleh Bapak Nursiam, S.Pd. Masa jabatan Bapak Drs. Nuryadin dan Bapak Nursiam, S.Pd hanya satu semester saja yaitu di tahun pelajaran 2008/2009 pada semester awal. Kemudian pada waktu itu dilanjutkan oleh Bapak Irsadul ‘Ibad, SHI sampai sekarang.

Di atas tanah wakaf yang berukuran 2400 m2, yang beralamat di Jalan Raya Desa Keputran Kecamatan Sukoharjo ini dibangun gedung Madrasah Aliyah Ma’arif Keputran secara permanen. Di lokasi inilah madrasah ini melakukan benah diri dan inovasi secara terus menerus untuk mengikuti dinamika perkembangan zaman sehingga tetap eksis di tengah-tengah persaingan dunia pendidikan saat ini, melalui peningkatan bidang akademik maupun non akademik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LOGO MA MA'ARIF KEPUTRAN

MA Ma’arif Keputran Ikut Berpartisipasi Dalam Rapat Akbar KBNU Tolak FDS

Keputran - Penolakan full day school (FDS) menggelora dimana-mana. Menolak kebijakan yang dikeluarkan Mendikbud Muhadjir Effendy yang telah menetapkan Peraturan Menteri (Permen) Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah yang mengatur sekolah 8 jam sehari selama 5 hari atau full day school. Ribuan massa Nahdliyin baik dari Lajnah, Banom serta santri dari berbagai sekolah/madrasah dan pesantren NU di provinsi Lampung menghadiri Rapat Akbar Penolakan FDS Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU). Mereka menolak full day school (FDS) yang dinilai akan mematikan keberadaan TPQ, madrasah diniyah serta pondok pesantren. Rapat Akbar digelar di Lapangan Korpri depan gedung DPRD Provinsi Lampung, Selasa (29/08/2017). Rapat Akbar diisi dengan berbagai macam kegiatan seperti istighotsah, doa bersama, orasi penolakan dan penandatangan pernyataan sikap penolakan FDS. MA Ma’arif Keputran Sukoharjo kabupaten Pringsewu juga ikut andil dalam aksi tesebut. MA Ma’arif Keputran secara tegas menolak FDS. Hal